Curang
yang Samar, Pembangunan yang Benar
Sebentar lagi Malaysia mengadakan pemilihan umum. Situasi politik memanas diiringi mitos unik. Pelajaran apa yang patut ditilik?
KIDUNG yang dialunkan suara merdu Duta, vokalis Sheila on 7, berdendang di sudut jalan Chow Kit, subdistrik Kuala Lumpur, Malaysia. Gita milik grup band yang sudah kesohor di Negeri Jiran itu datang dari pengeras suara sebuah toko emas.
Chow Kit, kawasan kecil di bawah jalur monorail yang menjadi tempat berguyub para pekerja asal Indonesia. Produk bermerek dagang Tanah air bertebaran. Mulai jamu, obat-obatan, hingga kuliner. Pedagang kios-kios kecil kebanyakan berasal dari Indonesia.
Selain jasa penukaran dan pengiriman uang, toko emas menjamur. Semua etalase yang memajang logam mulia dipasangi terali besi. Menurut ceritera pemilik toko, terungku itu peninggalan masa lalu. Di waktu lampau, kejahatan di kawasan ini luar biasa menakutkan.
“Penjenayah (penjahat) merampok menggunakan senjata api,” ucap seorang pedagang kepada Kaltim Post, tengah pekan lalu. Ketika rumput Malaysia masih kalah hijau dengan Indonesia, tingkat kejahatan tergolong tinggi. Tatkala pekarangan mereka lebih subur, kriminalitas ikut menghilang.
Dalam 20 tahun terakhir, wajah Kuala Lumpur berubah. Mimpi menjadi tujuan wisata dunia, kini telah tercapai (baca juga serial ini edisi sebelumnya). Pemimpin besar di balik keberhasilan ini adalah Mahatir Mohamad.
Berkuasa selama 22 tahun, si Bapak Modernisasi memulai pembangunan pariwisata pada awal 90-an. Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi manufaktur dan industri. Terutama bidang komputer dan elektronika.
Pada rezim Mahatir juga, bentang darat Malaysia diubah lewat pelbagai megaproyek. Paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia. Lalu Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Jalan Tol Utara-Selatan, dan Sirkuit F1 Sepang. Ada pula Multimedia Super Corridor (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan yang baru.
Ruang yang lebih besar juga diberikan kepada kaum Bumiputra, sebutan bagi pribumi Malaysia yang sebagian besar Melayu, mengambil bagian dalam pembangunan.
Untuk sebuah negara, tujuan Malaysia boleh dibilang tercapai. Ekonomi tumbuh dengan baik beserta infrastrukturnya. Pendapatan negara terjamin dari sektor pariwisata. Cukup selayang pandang untuk mengatakan bahwa rumput di Negeri Jiran lebih hijau dari pekarangan negeri sendiri.
Di Kuala Lumpur, media ini sempat bertemu seorang pegawai Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia. Saking majunya Kuala Lumpur, para warga asli yang telah menjual tanahnya di kota itu dipastikan tak akan sanggup lagi membeli kembali. Penuh sesak, harga tanah naik hingga 10 kali lipat.
Di bidang perkebunan, Malaysia menghadapi persoalan yang sama; ketersediaan lahan. Di negara bagian Malaysia Timur yakni Sabah dan Serawak, lahan kebun kelapa sawit makin berkurang demikian tenaga kerjanya.
Menurut pria Melayu yang telah beberapa kali ke Samarinda itu, pengusaha Malaysia kini mulai menancapkan kuku bisnisnya ke Indonesia, utamanya Borneo. Didorong ketersediaan tenaga kerja yang murah dan lahan yang luas di Kalimantan. Jika tidak bisa melewati penanaman modal asing, cara lain digunakan.
“Ada beberapa pengusaha asal Malaysia; atau anak-anak pengusaha itu yang menikahi orang Indonesia. Dengan menggunakan nama istri atau menantu, mereka bisa mendapat izin perkebunan,” sebutnya. Dengan demikian, sulit melacak mana perkebunan di Indonesia yang sebenarnya dimiliki orang Malaysia.
Jika masalah lahan perkebunan kelapa sawit tertangani, ada hal lain yang harus dilewati. Mayoritas sendi perekonomian Malaysia masih dikuasai non-Bumiputra. Menimbulkan kecemburuan sosial yang mulai menjelma dalam kekuatan politik. Sedikit saja gesekan bisa menimbulkan konflik hebat.
Malaysia sebentar lagi akan melewatinya lewat pemilu. Apapun yang terjadi, gagal atau berhasil, patut disarikan menjadi pelajaran di negeri ini. Utamanya Kaltim yang berisi berbagai suku bangsa yang juga akan melewati pemilu kepala daerah.
DEMONSTRASI: Aksi kelompok oposisi. Menuntut pemilu yang bersih di Malaysia. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar